TUGAS
MATA KULIAH
PENGOLAHAN
DATA CITRA
REVIEW
MATERI INTEGRASI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG
Dosen Pengampu : Pangi , ST. MT
REVIEW
INTEGRASI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG
(Pertemuan VIII)

DISUSUN OLEH:
SABRIANORA
PUTRI ROSADI
NIM
21040111060004

PROGRAM
STUDI DIPLOMA III
TEKNIK
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
INTEGRASI
PENGINDERAAN JAUH DAN SIG
A. PENDAHULUAN
Sistem
Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem
informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial
atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem
basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi
keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan
Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi
adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial)
dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi
(georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data
dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan
dengan geografi.
Sedangkan
penginderaan jauh merupakan suatu metode untuk pengenalan dan penentuan objek
dipermukaan bumi tanpa harus melakukan kontak langsung dengan objek tersebut.
Data pengunderaan ajauh dapat bersifat kontinyu karena mempunyai resolusi
temporal, dapat digunakan untuk berbagai aplikasi karena resolusi spektralnya
dan ditampilkan dalam berbagai bentuk skala karena resolusi
spasialnya. Penginderaan jauh mempunyai kemampuan untuk menghasilkan data
spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan sebenarnya dari permukaan
bumi dalam jumlah yang banyak dan waktu yang cepat.
B. INTEGRASI TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SERTA APLIKASINYA
Pada dasarnya
penginderaan jauh tidak pernah lepas dari Sistem Informasi Geografi (SIG).
Data-data spasial hasil penginderaan jauh merupakan salah satu data dasar yang
dipergunakan dalam analisis SIG. Dalam perkembangannya data-data SIG juga
berguna dalam pengolahan data penginderaan jauh (Barus dan Wiradisastra, 2000).
SIG sangat baik dalam proses manajemen data, baik itu data atribut maupun data
spasialnya. Integrasi antara data spasial dan data atribut dalam suatu sistem
terkomputerisasi yang bereferensi geografi merupakan keunggulan dari SIG.
Data
Penginderaan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG
karena ketersediaannya secara berkala. Dengan adanya bermacam-macam satelit di
ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai
jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya
direpresentasikan dalam format raster seperti citra satelit dan foto udara.
Citra
penginderaan jauh yang berupa foto udara atau dapat diinterpretasi terlebih
dahulu sebelum dikonversi kedalam bentuk digital. Sedangkan citra yang diperoleh
dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah
diadakan koreksi seperlunya. Lebih lanjut dinyatakan ketiga sumber tersebut
saling mendukung satu terhadap yang lain. Data lapangan dapat digunakan untuk
membuat peta fisik, sedangkan data penginderaan jauh juga memerlukan data
lapangan untuk lebih memastikan kebenaran data tersebut. Jadi ketiga sumber
data saling berkaitan, melengkapi dan mendukung, sehingga tidak boleh ada yang
terabaikan.
Contohnya
adalah perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dengan memanfaatkan sistem
informasi geografis dan penginderaan jauh. Data penginderaan jauh dapat
menangkap dan mengindentifikasi berbagai macam objek di wilayah pesisir seperti
rumput laut, terumbu karang, keadaan pasir, padang lamun, keberadaan mangrove,
penggunaan lahan, serta sebaran vegetasi lainnya yang merupakan suatu ekosistem
wilayah pesisir. Data-data tersebut bisa diintegrasikan dengan data-data SIG
seperti batas administrasi, jumlah penduduk, kondisi jalan, kondisi sungai serta
bentuk topografi suatu lahan maupun topografi pantai dan lautnya. Selain
pemanfaatan data-data SIG tersebut, SIG juga dapat menganalisis data-data
spasial sehingga memberikan bentuk lain dari data spasial masukkan sebelumnya
yang akan berguna dalam menentukan nilai Indeks Kepekaan Lingkungan(IKL).
Keunggulan dari SIG adalah kemampaunnya menangani data spasial bereferensi
geografi yang berintegrasi dengan data atribut sehingga data-data tersebut
dapat dianalisis bentuk keruangannya. Hasil analisis tersebut seperti panjang,
luas, volume, keterkaitan, klasifikasi dan perkiraan yang berbentuk tampilan
spasial. Keadaan tersebut diperoleh dari analisis dan manipulasi data spasial
yang merupakan keunggulan lain dari SIG, adapun contoh analisis dan manipulasi
data spasial yang dilakukan dalam SIG seperti overlay, interpolasi, buffering
dan klasifikasi. Integrasi penginderaan jauh dan SIG pada suatu
penelitian, khususnya dalam penentuan IKL diharapkan akan mampu mengefektifkan
waktu dan biaya dengan tingkat ketelitian yang lebih baik serta terus bisa
mengikuti perubahan lingkungan wilayah ekosistem wilayah tersebut. Selain
menganalisis data, SIG juga mampu menghasilkan suatu peta tematik cukup
cantik untuk yang diharapkan dapat membantu penanganan dan pemetaan tata ruang
wilayah pesisr yang salah satu contohnya adalah peta tematik Indeks Kepekaan
Lingkungan (IKL) wilayah pesisir.
Pengolahan data
penginderaan jauh dengan memanfaatkan SIG diharapkan mampu memberikan informasi
secara cepat dan tepat sehingga dapat digunakan sesegera mungkin untuk
keperluan analisis dan manipulasi data.
Aplikasi Penginderaan Jauh dan SIG
Kekuatan dari
SIG adalah terbentuknya New Information dari hasil analisis basisdata, melalui
berbagai proses yang dapat dilakukan pada SIG , melalui (1) Pemrosesan data
atribut (Query dan Kalkulasi), (2) Pemrosesan data grafis (mengubah skala,
mengubah Sistem Proyeksi, Rotasi dan Translasi, Pengkondisian (Spasial
Querying), Tumpangsusun (Overlay), Re-klasifikasi, Jarak dan Buffer, model
Elevasi/Medan Digital, pemodelan Spasial dan Kalkulasi Data Grafis); dan
(3) Terpadu antara data grafis dan atribut (Pengkaitan atribut ke grafis
dengan simbol area, warna, angka, diagram).
SIG merupakan
suatu sistem informasi yang dirancang pelaksanaannya dengan mendasarkan pada
letak spasial atau koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan suatu
sistem “data base” yang memiliki kemampuan tertentu untuk data yang bereferensi
spasial dan juga merupakan serangkaian proses kerja dengan data spasial dan
atribut. Star and Estes (1990) menyatakan bahwa pemahaman terhadap lingkungan
alam dan gejala-gejalanya (termasuk bencana alam) dapat dilakukan dengan
menerapkan konsep empat M. Empat M tersebut adalah pengukuran (measurement),
pemetaan (mapping), pantauan (monitoring) dan pembuatan model (modeling). Data
penginderaan jauh merupakan input penting pada SIG karena datanya muthakir,
lengkap dan cepat diperoleh.
Contoh aplikasi
SIG yang meliputi 4M, dimana M pertama adalah Measurement; misalnya
pengembangan pemodelan sig utk mengukur volume banjir DKI. Berkutnya adalah
mapping: pemetaan curah hujan dari data satelit, kemudian Monitoring;
monitoring limbah Freeport dalam konteks kelestarian lingkungan di lowland; dan
Modeling, misalnya Site selection area permukiman yg lestari untuk penduduk pra
sejahtera.
C. KESIMPULAN
Penginderaan
jauh dan Sistem Informasi Geografis merupakan dua komponen penting yang tidak
dapat dipisahkan. Kedua komponen ini saling berkaitan, mendukung, dan saling
melengkapi sehingga tidak boleh ada yang terabaikan. Hal itu dikarenakan data
Penginderaan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG
karena ketersediaannya secara berkala. Data-data spasial hasil
penginderaan jauh merupakan salah satu data dasar yang dipergunakan dalam analisis
SIG. Oleh karena itu, pengolahan data penginderaan jauh dengan
memanfaatkan SIG diharapkan mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat
sehingga dapat digunakan sesegera mungkin untuk keperluan analisis dan
manipulasi data.
DAFTAR PUSTAKA
Rustadi. 2011. Dalam , http://rustadi14-newsartikel.blogspot.com/2011/12/integrasi-teknologi-penginderaan-jauh.html.
Diunduh, 18 November 2012.
Yudha, Septa. 2011. Dalam , septayudha.files.wordpress.com/2011/.../integrasi-gis-dan-pj-20102.
Diunduh, 18 November 2012.
Banowati, Eva, dkk. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.
Jurusan Geografi. Unnes Semarang.
Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView
GIS. Yogyakarta : ANDI
0 komentar:
Posting Komentar