TUGAS
MATA KULIAH
ANALISIS
LOKASI DAN POLA RUANG
REVIEW
MATERI TEORI TEMPAT PUSAT CHRISTALLER
Dosen Pengampu : Pangi , ST. MT
TEORI
TEMPAT PUSAT CHRISTALLER
(Pertemuan VII)
DISUSUN OLEH:
SABRIANORA
PUTRI ROSADI
NIM
21040111060004
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III
TEKNIK
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
TEORI
TEMPAT PUSAT CHRISTALLER
A. PENDAHULUAN
Dalam penentuan lokasi permukiman,
dibutuhkan analisis dengan metode yang tepat agar lokasi tersebut optimal. Penentukan
lokasi permukiman ini perlu memperhatikan aspek-aspek yang terdapat di
dalamnya. Aspek tersebut dapat disebut juga sebagai satuan
permukiman. Adapun syarat dari satuan permukiman antara lain adanya
lokasi (lahan) dengan lingkungan dan sumber daya yang mendukung, adanya
kelompok manusia (masyarakat), sumber daya buatan, dan terdapat fungsi kegiatan
ekonomi sosial dan budaya.
Walter Cristaller (Jerman tahun 1933)
mengemukakan tentang teori tempat sentral(Theory of Central
Place).Teori ini dijelaskan pada buku Die zentralen Orte in Suddeutschland atau
Central Places in Southern Germany atau Tempat-tempat Pusat di Jerman
Selatan. Christaller menyusun teori ini untuk menjawab tiga pertanyaan utama:
apakah yang menentukan banyaknya, besarnya, dan persebaran kota? Teori ini menyangkut hierarki permukiman dan
persebarannya secara geografis. Menurut Christaller terdapat konsep yangdisebut
jangkauan (range) dan ambang (treshold).
Range
adalah jarak yang perlu ditempuh manusia untuk mendapatkan
barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja.
Threshold adalah
jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan
suplai barang.
Dalam teori ini diasumsikan pada wilayah
datar yang luas dihuni oleh sejumlah penduduk dengan kondisi yang merata.
Dalam memenuhi kebutuhannya, penduduk
memerlukan berbagai jenis barang dan jasa seperti makanan,minuman, perlengkapan rumah
tangga,pelayanan pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Untuk memperoleh kebutuhan tersebut penduduk harus menempuh jarak tertentu dari
rumahnya yangdisebut range.
Lima asumsi yang digunakan oleh Christaller
untuk membangun teori dengan pendekatan ilmu geografi ekonomi, antara lain :
(1) Karena para konsumen yang menanggung ongkos
angkutan,maka jarak ke tempat pusat yang dinyatakan dalam biaya dan waktu,amat
penting.
(2) Karena konsumen yang memikul ongkos angkutan,
maka jangkauan (range) suatu barang ditentukan oleh jarak yang dinyatakan
dalam biaya dan waktu.
(3) Semua konsumen dalam usaha mendapatkan barang dan
jasa yang dibutuhkan, menuju ke tempat pusat yang paling dekat letaknya.
(4) Kota-kota berfungsi sebagai central
place bagi wilayah disekitarnya. Artinya ada hubungan antara besarnya tempat pusat
dan besarnya (luasnya) wilayah pasaran, banyaknya penduduk dan tingginya
pendapatan di wilayah yang bersangkutan.
(5) Wilayah tersebut digagaskan
sebagai dataran dimana penduduknya tersebar merata dan ciri-ciri ekonomisnya
sama (besar penghasilan sama).
B. REVIEW LITERATUR : TEORI TEMPAT PUSAT
CHRISTALLER
Sementara itu para pedagang berupaya
memperoleh keuntungan besar, sehingga mereka harus paham benar berapa banyak
jumlah minimal penduduk (calon konsumen) yang diperlukan dan kesinambungan
suplai barang atau jasa agar tidak mengalami kerugian.Dengan kata lain mereka
harus memilih lokasi yang strategis, yaitu sebuah pusat pelayanan berbagai
kebutuhan penduduk dalam jumlah partisipasi yang maksimum.
Barang kebutuhan memiliki risiko
kerugian besar dan kecil. Barang kebutuhan yang beresiko mengalami kerugian
besar disebut Threshold tinggi,
karena jenis barang atau jasa yang dijual berupa barang-barang mewah. Misalnya,
kendaraan bermotor, perhiasan, dan barang-barang lainnya dengan harga relatif
mahal dan sulit terjual. Sebaliknya barang-barang yang memiliki
resiko rendah disebut Threshold rendah.
Dari bentuk kebutuhan dan pelayanan di
atas maka muncul istilah tempat sentral (Central Place Theory), yaitu lokasi
yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk dan terletak pada suatu
tempat yang terpusat (sentral).
Dalam kenyataannya dapat berupa kota –
kota besar, pusat perbelanjaan atau mal, supermarket, pasar, rumah sakit,
sekolah, kampus perguruan tinggi, ibukota provinsi, atau kota kabupaten yang
masing masing memiliki pengaruh atau kekuatan menarik penduduk yang tinggal di
sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda.
Tempat sentral dan daerah yang
dipengaruhinya (komplementer) pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu hirarki 3 (K=3), hirarki 4 (K=4), dan hirarki 7(K=7).
·
Hirarki
K=3
Merupakan pusat pelayanan berupa
pasar yang selalu menyediakan bagi daerah sekitarnya, sering disebut kasus
pasar optimal. Wilayah ini selain mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga mempengaruhi
sepertiga bagian dari masing-masing wilayah tetangganya.
·
Hirarki
K=4
Yaitu wilayah ini dan daerah
sekitarnya yang terpengaruh memberikan kemungkinan jalur lalu lintas paling
efisien. Tempat sentral ini disebut pula situasi lalu lintas yang optimum.
Situasi lalu lintas yang optimum ini memiliki pengaruh setengah bagian di
masing masing wilayah tetangganya.
·
Hirarki
K=7
Yaitu wilayah ini selain
mempengaruhi wilayahnya sendiri juga mempengaruhi seluruh bagian (satu bagian)
masing-masing wilayah tetangganya. Wilayah ini disebut juga situasi
administratif yang optimum. Situasi administratif yang dimaksud dapat berupa
kota pusat pemerintahan.
C. INTI PENJELASAN TEORI
Teori ini memaparkan tentang persebaran
dan besarnya permukiman (hierarki permukiman dan persebarannya). Bahwa berbagai
jenis barang pada orde yang sama cenderung bergabung pada pusat wilayahnya
sehingga pusat itu menjadi lokasi konsentrasi (kota). Dengan kata lain
terciptanya suatu kota didorong oleh para produsen berbagai jenis barang pada
orde yang sama cenderung berlokasi pada titik sentral di wilayahnya.
Elemen – elemen tempat pusat yakni range
(jangkauan), threshold, dan fungsi sentral Ketiga elemen itu yang mempengaruhi
terbentuknya tempat pusat dan luasan pasar baik pelayanan barang maupun jasa
pada suatu wilayah. Teori tempat pusat merupakan teori mengenai hubungan
fungsional antara satu tempat pusat dan wilayah sekelilingnya. Juga merupakan dukungan
penduduk mengenai fungsi tertentu. Christaller tidak mendasar pada jangkauan
wilayah pasar, dan meiliki hirarki – hirarki dalam pola heksagonalnya. Luas
wilayah pasar juga tidak tergantung pada barang yang diproduksi.
Sumber:
Abiyoso, Putra. Dalam http://putraabiyoso.blogspot.com/2012/04/teori-tempat-pusat-christaller.html.
Diunduh 11 Oktober 2012
0 komentar:
Posting Komentar