Tugas Mata Kuliah
Analisis Lokasi dan Pola Ruang (TKP 149P)
Aplikasi Teori Lokasi Industri (WebBer&Losch) Pada PT. Semen Padang
Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati
Dipl. GEO, M.T.
APLIKASI
TEORI LOKASI INDUSTRI (WebBer&Losch)
(Pertemuan IV)

DISUSUN
OLEH:
SABRIANORA
PUTRI ROSADI
21040111060004

PROGRAM
STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
APLIKASI TEORI LOKASI INDUSTRI PADA PT. SEMEN PADANG
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Perkembangan
suatu wilayah secara tidak langsung selalu berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi
wilayahnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian suatu wilayah dalam
lingkup terkecil sebuah kota di Indonesia, mayoritas didukung oleh adanya industri.
Makna industri sendiri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai
tambah untuk mendapatkan keuntungan (Wikipedia,2012).
Dewasa ini,
perkembangan sektor industri di Indonesia menyebabkan terjadinya
percepatan munculnya bangunan industri, penambahan devisa negara, serta
mengurangi jumlah pengangguran. Namun, hal tersebut jika tidak diimbangi dengan
kebijakan-kebijakan yang kuat, analisa lokasi khususnya lokasi industri yang
tepat, maka keberadaan kawasan industri disamping memberikan dampak positif
juga akan mempengaruhi potensi, kondisi, dan mutu sumber daya alam dan
lingkungan sekitar (Anonim, 1993). Lokasi pendirian industri secara umum
adalahdi kota besar (City Location), pinggir kota (Sub Urban Location ),
dan luar kota (Country Location ) yang sangat dipengaruhi oleh teori
lokasi. Keberadaan sektor industri tersebut tidak terlepas dari pemilihan
lokasi yang didasarkan pada teori lokasi yang telah berkembang mulai dari teori
klasik, neo-klasik, sampai dengan teori lokasi modern.
Teori lokasi
sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial
order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari
sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya
terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun
sosial. (Tarigan, 2006:77). Secara umum, pemilihan lokasi oleh suatu unit
aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal (local
input); permintaan lokal (local demand); bahan baku yang dapat dipindahkan
(transferred input),dan permintaan luar (outside demand). (Hoover
dan Giarratani, 2007).
Kota Padang,
dengan sekian banyak fasilitas yang mendukung industri dan perdagangan sangat
potensial untuk tumbuh dan berkembangnya bangunan-bangunan industri. Dalam hal
ini, tahap penentuan lokasi industri yang didasarkan pada teori lokasi menjadi
penting karena keberadaan dari sebuah kawasan industri di suatu lokasi dapat
berimplikasi pada pemanfaatan lahan yang ada di sekitarnya. Selain itu, adanya
teori lokasi ini sangat penting untuk dipahami karena suatu lokasi memiliki
peranan yang berbeda-beda sehingga penentuan lokasi untuk pelaksanaan suatu
peruntukan, misalnya industri, dapat mendorong dan menentukan arah pertumbuhan
suatu daerah atau wilayah yang dijadikan lokasi.
B.
KONSEP
TEORI LOKASI INDUSTRI PADA PENENTUAN LOKASI PT.SEMEN PADANG
1.
TEORI LOKASI ALFRED WEBER
Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred
Weber berawal dari tulisannya yang berjudul Uber den Standort der
Industrien pada tahun 1909. Prinsip teori Weber adalah :
“bahwa penentuan lokasi industri
ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau ongkosnya paling murah atau
minimal (least cost location)“.
Asumsi Weber yang bersifat prakondisi
antara lain :
·
Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim
dan penduduknya. Keadaan penduduk yang dimaksud adalah menyangkut jumlah dan
kualitasnya.
·
Ketersediaan sumberdaya bahan mentah.
Invetarisasi sumberdaya bahan mentah sangat diperlukan dalam industri.
·
Upah tenaga kerja. Upah atau gaji bersifat
mutlak harus ada dalam industri yakni untuk membayar para tenaga kerja.
·
Biaya pengangkutan bahan mentah ke
lokasi pabrik sangat ditentukan oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan
mentah.
·
Persaingan antar kegiatan industri.
·
Manusia itu berpikir rasional.
Weber
menyusun model yang dikenal dengan sebutan segitiga lokasional (locational
triangle). Menurut Weber, untuk menentukan lokasi industri ada tiga faktor
penentu yaitu material, konsumsi dan tenaga kerja. Ketiga faktor itu oleh Weber
diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Weber juga masih mengajukan
beberapa asumsi lagi yaitu :
·
Hanya tersedia satu jenis alat transportasi.
·
Lokasi pabrik hanya ada di satu tempat.
·
Jika ada beberapa macam bahan mentah maka
sumbernya juga berasal dari beberapa tempat.
Biaya
transportasi menurut Weber tergantung dari dua hal pokok yaitu bobot barang dan
jarak yang harus ditempuh untuk mengangkutnya.
2.
TEORI LOKASI AUGUST LOSCH
Losch
mengatakan bahwa lokasi penjual berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat
dijaringnya. Makin jauh dari pasar, konsumen enggan membeli karena biaya
transportasi (semakin jauh tempat penjualan) semakin mahal. Produsen harus
memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar. Losch menyarankan lokasi
produksi ditempatkan di dekat pasar (baca: Centre Business District). Kontribusi
utama Losch adalah memperkenalkan potensi permintaan (demand) sebagai
faktor penting dalam lokasi industri, Kedua, kritik terhadap pendahulunya
yang selalu berorientasi pada biaya terkecil; padahal yang biasanya dilakukan
oleh industri adalah memaksimalkan keuntungan (profit–revenue maximation)
dengan berbagai asumsi, Losch mengemukakan bagaimana economic landscape
terjadi, yang merupakan keseimbangan (equillibrium)
antara supply dan demand. Oleh karena itu Losch merupakan
pendahulu dalam mengatur kegiatan ekonomi secara spasial dan pelopor dalam
teori ekonomi regional modern.
Keseimbangan
yang dicapai dalam teori Losch berasumsi bahwa harga hanya dipengaruhi
oleh permintaan dan penawaran, oleh karenanya keseimbangan akan terganggu bila
salah seorang penjual menaikkan harga jualnya. Keputusan ini mengakibatkan
tidak hanya pasar menyempit karena konsumen tak mampu membeli tapi sebagian
pasar akan hilang dan direbut oleh penjual yang berdekatan. Untuk memperluas
jangkauan pasar dapat dilakukan dengan menjual barang yang berbeda jenis dari
yang sudah ditawarkan.
3.
PENERAPAN TEORI LOKASI INDUSTRI PADA PT. SEMEN
PADANG
Padang sebagai
ibukota Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi yang besar dalam menarik
investor asing. Hal itu dikarenakan infrastruktur yang paling memadai dan
modern dibandingkan dengan kabupaten ataupun kota yang lainnya di Sumatera
Barat. Sumatera Barat sendiri dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir
mengalami kemajuan yang cukup signifikan di bidang ekonominya. Banyak kota yang
mengalami modernisasi setelah munculnya otonomi daerah. Tidak dapat dipungkiri,
hal yang memicu semakin terintegrasinya Kota Padang dan sekitarnya adalah
industri. Industri ini memancing tenaga kerja untuk masuk sehingga
sektor-sektor perekonomian yang lainnya ikut tumbuh dan berkembang. Industri di
Padang sendiri yang sudah berkembang dan cukup terkenal adalah PT Semen Padang.
PT Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di
Tanah Air berdiri di Padang. Didirikan sejak 18 Maret 1910 dengan nama NV
Nederlandsch Indische Portland Cement Maats chappi (NV NIPCM). Beroperasi di
Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan Padang, kehadiran pabrik semen tersebut
memberikan peran cukup strategis dalam bidang ekonomi dan penyerapan tenaga
kerja bagi masyarakat di Ranah Minang. Pada 2012, perusahaan
yang memiliki logo kepala kerbau dan atap rumah gadang itu berencana akan
membangun Pabrik Indarung VI guna meningkatkan kapasitas produksi dan memenuhi
permintaan pasar semen yang terus meningkat.
Pada saat
ini, Semen Padang mengambil bahan baku semen dari batu kapur di Bukit Karang
Putih Indarung. Jarak yang ditempuh dari Pabrik ke bukit karang putih ±8 Km,
sedangkan jarak ±12 Km dari Pasar Raya Padang. Lokasi PT Semen Padang disini
menggunakan Teori Webber yang ke 1 yaitu daerah industri berada di tengah
tengah di antara pasar dan bahan baku. Hal ini menjadi pertimbangan karena
jarak dari pabrik yang dekat dengan bahan baku dan jangkauan pasarnya juga
luas. Jika pabrik di letakkan terlalu dekat dengan bahan baku, tidak memungkinkan karena daerah
di dekat bahan baku agak curam dan tidak cocok untuk membangun kawasan pabrik.
Karena itu lokasi pabrik berada di pinggir kota Padang dan juga tidak terlalu
jauh dari bahan baku. Pemilihan lokasi di pinggir kota (Sub Urban
Location) juga menguntungkan karena pajak tidak seberat ketika berada di pusat kota,
tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi industri, harga tanah yang
relatif tidak semahal di pusat kota, serta populasi yang tidak begitu besar
sehingga masalah lingkungan tidak banyak timbul.



Warna merah menunjukkan kawasan batu
kapur di bukit karang yang merupakan pusat bahan baku. Warna kuning adalah
daerah pabrik PT semen padang. Warna biru adalah perumahan pekerja PT Semen
Padang.
4. KESIMPULAN
Teori yang cocok dengan PT Semen Padang
adalah teori Webber karena daerah yang berada tidak terlalu jauh dari pusat
kota dan bahan baku. Dan juga Webber mengatakan bahwa lokasi industri harus terletak
di tempat yang memiliki biaya minimal. Daerah Indarung, Padang merupakan daerah
dengan biaya yang minimal karena letaknya yang dipinggir kota namun dekat
dengan bahan baku pembuatan semen. Keberadaanya yang lumayan dekat dengan pasar
dapat menghasilkan profit yang tinggi, karena produk yang terjual cukup banyak
seiring dengan tingginya permintaan. Permintaan juga tidak hanya datang dari
masyarakat Sumatera Barat namun juga masyarakat di pulau jawa dan daerah
lainnya di pulau sumatera. Selain itu profit juga diperoleh dari minimnya biaya
distribusi yang dikeluarkan. Kelemahan teori ini adalah daerah bahan baku yang curam
dan beresiko tinggi.
Dalam memilih lokasi industri sebaiknya
memperhatikan aspek strategis atau tidak wilayah tersebut. Wilayah yang dipilih
harus mudah dijangkau, dekat dengan sumber bahan produksi dan berdekatan dengan
jumlah permintaan produk yang diproduksi misalnya pasar. Keberadaan lokasi
produksi yang berdekatan dengan pasar dapat menghasilkan profit yang tinggi. Seiring
berkembangnya suatu kota yang menyebabkan perubahan struktur ekonomi kota dan
juga meningkatkan keterbatasan lahan perkotaan, maka dibutuhkan suatu inovasi
dalam penentuan lokasi industri yang masih dapat diintegrasikan dengan
kebijakan setempat yang telah ada dan juga kondisi sosial-budaya masyarakat
sekitar karena hal tersebut yang juga dapat menekan pengeluaran perusahaan.
Pemilihan lokasi PT Semen Padang di pinggir kota Padang tersebut diharapkan
dapat mengatasi masalah perekonomian masyarakat di kawasan tersebut sehingga
dapat memajukan kawasan tersebut sama seperti bagian kota Padang yang lainnya.
5. DAFTAR PUSTAKA
Ardhian, Aulia. 2010. Teori Lokasi August Losch .
Diunduh dari http://auliaardhian.blogspot.com/2010/10/teori-lokasi-august-losch.html
pada tanggal 24 September 2012 Pukul 17.00 WIB
Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Robinson, Tarigan. 2005. Ekonomi Regional. Teori dan
Aplikasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Situmorang, Yosua Partogi Monang. 2008. Analisis Arah
Transformasi Struktural Pada Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta. Diunduh dari http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123315-6134-Analisis%20arah-Literatur.pdf pada tanggal 24 September 2012
Pukul 17.20 WIB
0 komentar:
Posting Komentar