TUGAS
MATA KULIAH
ANALISIS
LOKASI DAN POLA RUANG (TKP149P)
Dosen
Pengampu : Dra. Bitta Pigawati Dipl. GEO, M.T.
Sri
Rahayu, S.Si., M.Si
Pangi,ST,
MT
Analisis
Penentuan Lokasi Robinson (Ramayana Plaza Andalas Padang)

Disusun
Oleh
Sabrianora
Putri Rosadi
21040111060004

PROGRAM
STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Analisis
Penentuan Lokasi Robinson (Ramayana, Plaza Andalas Padang)
A. Pengertian Retail
Ritel atau
eceran (retailing) merupakan semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan
barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi
dan bukan penggunaan bisnis. Kegiatan eceran (retail) ini selalu memberikan kontribusi
terhadap perekonomian di semua struktur perekonomian yang dianut. Kegiatan
retail tersebut mencerminkan bagaimana siklus kehidupan pokok manusia berputar
di suatu kawasan dan selalu berkaitan dengan konsumsi dan produksi.
B. Ketentuan SNI 03-1733-2004
Berdasarkan
ketentuan SNI 03-1733-2004 Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu
berdiri sendiri dan terpisah dengan bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan
selain berdasarkan jumlah penduduk yang akan dilayaninya, juga mempertimbangkan
pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada.
Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan / blok yang
nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan
penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan
terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada
area tertentu.
Menurut skala
pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan niaga adalah:
Pusat perbelanjaan
dan niaga (skala pelayanan unit kecamatan ≈ 120.000
penduduk), yang selain menjual kebutuhan sehari-hari, pakaian, barang
kelontong, elektronik, juga untuk pelayanan jasa perbengkelan, reparasi,
unit-unit produksi yang tidak menimbulkan polusi, tempat hiburan serta kegiatan
niaga lainnya seperti kantor-kantor, bank, industri kecil dan lain-lain.
Pusat perbelanjaan
dan niaga (skala pelayanan unit kelurahan ≈ 120.000
penduduk) Luas tanah yang dibutuhkan adalah 36.000 m2. Bangunan
pusat perbelanjaan harus dilengkapi:
1) tempat parkir
umum, sudah termasuk kebutuhan luas tanah;
2) terminal atau
pangkalan untuk pemberhentian kendaraan;
3) pos keamanan;
4) sistem pemadam
kebakaran;
5)
musholla/tempat ibadah.
Pusat perbelanjaan
dan Niaga (toko + pasar + bank + kantor) jumlah penduduk pendukungnya 120.000
jiwa, luas lantai Min 36.000 m2, luas lahan minimal 36.000 m2
, standard 0,3 m2/jiwa dan terletak di jalan utama. Termasuk sarana
parkir sesuai ketentuan setempat. (SNI
03-1733-1989, Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota).
C. Contoh Kegiatan Retail
Lokasi yang saya
ambil adalah Robinson Ramayana, Plaza Andalas Padang yang berlokasi di Jalan
Pemuda padang sebagai contoh kegiatan retail modern. Plaza Andalas adalah
salah satu pusat perbelanjaan modern di kota Padang. Mal ini mengalami
kerusakan yang cukup parah karena gempa bumi 30 September 2009. Pada tanggal 1
April 2010 mulai beroperasi kembali dan pemerintah setempat berharap dapat
menjadi pemicu bangkitnya kembali perekonomian masyarakat.
Faktor faktor yang
mempengaruhi lokasi kegiatan retail :
·
Lokasi :
Adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel (retail marketing max). Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses di bandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya setting/ambience yang bagus. Beberapa jenis gerai yang berbeda seperti supermarket, variety storel department store, toko fashion, dapat berkumpul di suatu area perdagangan ritel seperti mal atau pusat bisnis. Masing-masing mendapatkan pembeli dari segmen yang sesuai incaran mereka. Hal itu di mungkinkan setelah masing-masing peritel mempelajari karakteristik mall atau puasat perbelanjaan yang bersangkutan dari berbagai aspeknya, seperti luas dan kepadatan wilayah/area yang dilayaninya. Berbagai faktor tersebut akan mendatangkan informasi tentang banyaknya kunjungan masyarakat ke mal setiap harinya dan perkiraan belanja.
Adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel (retail marketing max). Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses di bandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya setting/ambience yang bagus. Beberapa jenis gerai yang berbeda seperti supermarket, variety storel department store, toko fashion, dapat berkumpul di suatu area perdagangan ritel seperti mal atau pusat bisnis. Masing-masing mendapatkan pembeli dari segmen yang sesuai incaran mereka. Hal itu di mungkinkan setelah masing-masing peritel mempelajari karakteristik mall atau puasat perbelanjaan yang bersangkutan dari berbagai aspeknya, seperti luas dan kepadatan wilayah/area yang dilayaninya. Berbagai faktor tersebut akan mendatangkan informasi tentang banyaknya kunjungan masyarakat ke mal setiap harinya dan perkiraan belanja.
·
Merchandise
Produk-produk yang
dijual peritel dalam gerainya, disebut merchandise, adalah salah satu dari
unsur bauran pemasaran ritel untuk di jual kembali merupakan penerjemahan dari
positioning yang dipilih oleh peritel itu (karena itu penting bagi peritel
untuk menentukan positioningnya di awal memulai bisnis). Merchandise yang akan
di jual penting di pilih dengan benar karena merchandise adalah "mesin
sukses" bagi pengecer. Merchandise adalah kegiatan pengadaan barang-barang
yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko (produk berbasis makanan, pakaian,
barang kebutuhan rumah, produk umum, dan lain-lain, atau kombinasi) untuk di
sediakan dalam toko pada jumlah, waktu, dan harga yang sesuai untuk mencapai
sasaran toko atau perusahaan ritel.
Pada gerai yang besar dengan merchandise yang lebih bervariasi seperti contohnya supermarket atau hypermarket, tugas mencari barang-barang yang di jual akan terlalu banyak untuk di serahkan pada satu orang saja. Seperti contohnya Carrefour yang menyebut hanya lima kategori besar produknya yang di jual, yaitu produk elektronik, segar, grosiran, sandang dan bazaar.
Pada gerai yang besar dengan merchandise yang lebih bervariasi seperti contohnya supermarket atau hypermarket, tugas mencari barang-barang yang di jual akan terlalu banyak untuk di serahkan pada satu orang saja. Seperti contohnya Carrefour yang menyebut hanya lima kategori besar produknya yang di jual, yaitu produk elektronik, segar, grosiran, sandang dan bazaar.
·
Pricing
Penerapan harga adalah yang
paling krusial dan sulit di antara unsur-unsur dalam bauran pemasaran ritel
(merchandise, promosi, atmosfer dalam gerai, harga, dan retail service). Harga
adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran ritel itu yang
bakal mendatangkan laba bagi peritel. Sedangkan unsur-unsur lain dalam bauran
pemasaran menghabiskan biaya. Peritel perlu memerhatikan keinginan konsumen
yaitu membayar harga yang sepadan dengan nilai yang diperoleh (disebut value
for money), lalu keinginannya untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin, dan
faktor penetapan harga oleh pesaing.
·
Periklanan dan Promosi
Bisnis ritel berkenan
dengan pemasaran barang atau jasa yang di butuhkan perorangan dan rumah tangga.
Pembahasan mengenai orang banyak berarti berbicara tentang pikiran dan emosi
mereka. Karena itu, image (citra) perusahaan dibangun dengan program promosi.
Program promosi yang lengkap disebut sebagai bauran promosi (promotion mix)
yang terdiri atas iklan, sales promotion, public relations dan personal
selling. Komunikasi sebagai dasar promosi bertujuan mendorong target market
untuk mau menjadi pembeli atau bahkan menjadi pelanggan setia.
·
Atmosfer dalam Gerai
Jika iklan bertujuan
memberitahu, menarik, memikat, atau mendorong konsumen untuk datang ke gerai
dan untuk membeli barang, maka suasana atau atmosfer dalam gerai berperan
penting memikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan,
dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu dimiliki baik untuk keperluan
pribadi maupun untuk keperluan rumah tangga. Suasana yang di maksud adalah
dalam arti atmosfer dan ambience yang tercipta dari gabungan unsur-unsur desain
toko/gerai, perencanaan toko, komunikasi visual, dan merchandising. Suasana
atau atmosfer dalam gerai merupakan salah satu dari berbagai unsur dalam retail
marketing mix.
·
Retail Service
Retail service (pelayanan
eceran) bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai.
Retail service bersama unsur-unsur bauran pemasaran ritel lainnya mempunyai
fungsi memenuhi kebutuhan pembeli dalam berbelanja. Meskipun yang dijual oleh
sebuah gerai eceran berupa barang yang kasat mata (tangible), pada hakikatnya
pembeli mencari barang untuk memenuhi kebutuannya. Misalnya, air minum dalam
kemasan yang dibeli sebenarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan
"menghilangkan rasa haus". Tetapi,aspek pelayanan membuat sebuah
gerai berbeda "rasa" dibandingkan gerai lainnya. Karena itu,
pelayanan menjadi salah satu unsur dalam suatu "momen berbelanja"
seseorang atau suatu keluarga.
·
Faktor permintaan (demografi, perubahan
permintaan & variabel psikografis)
·
Faktor pasokan (perubahan organisasi dan sistem
pasokan retail dan variabel teknologi)
·
Faktor daya beli konsumen (variabel sosioekonomi
konsumen)
·
Faktor tingkat persaingan (variabel persaingan)
·
Faktor aksesibilitas dan faktor kebijakan perencanaan
lokal .

D. Analisis Kegiatan Retail
Dari faktor-faktor yang
mempengaruhi lokasi kegiatan retail, berikut adalah teori-teori pendukung yang
mempengaruhi penempatan kegiatan retail :
v
Teori Lokasi dari August Losch
melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar), berbeda dengan Weber yang
melihat persoalan dari sisi penawaran (produksi). Losch mengatakan bahwa lokasi
penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya.
Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin enggan membeli karena biaya
transportasi mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di
pasar atau di dekat pasar. Dalam kasus ini, lokasi Robinson terletak di dekat pasar
dan hanya berjarak ±500m dari pasar dan CBD.


v Teori
Von Thunen, yang berasumsi tentang harga sewa tanah di perkotaan. Semakin dekat
dengan pusat kota semakin mahal harga sewa atau beli lahan. Dalam hal ini,
besarnya harga sewa lahan di pusat kota juga dipengaruhi oleh keberadaan
Robinson sendiri.
E. Kesimpulan
Ada
beberapa yang perlu dipertimbangkan seperti jenis retail Robinson yaitu
kegiatan retail modern (karena berada di Mall) produk-produk yang berkualitas
dengan harga yang murah dan pelayanan yang memuaskan, biaya operasional rendah,
pemanfaatan teknologi yang optimal, kinerja retail, kelengkapan produk serta
lancarnya pasokan barang, serta berdasarkan SNI 03- 1733-2004, Robinson
(Ramayana) termasuk golongan pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit
kecamatan ≈ 120.000 penduduk) dan luas tanah yang dibutuhkan adalah 36.000 m2,
hal tersebut sepadan dengan jumlah penduduk di kecamatan padang timur sekitar
77.868 jiwa (belum lagi ditambah dengan pengunjung dari luar kecamatan padang
timur dan pengunjung dari luar kota).
Teori
teori yang berhubungan dengan analisis retail pada kasus yang saya ambil adalah
teori losch, karena lokasi Robinson terletak di dekat pasar dan hanya berjarak
±500m dari pasar dan CBD. Teori von thunen yang berasumsi sewa tanah di
perkotaan dan dekat dengan pusat kota semakin mahal.
Sumber:
Febriardi , Rizki. Dalam http://rizkifebriardiangunadarma.blogspot.com/2012/05/nama-rizki-febri-ardiankelas-3-dd-03npm_12.html.
Diunduh, Senin, 09 Oktober 2012
Wikipedia. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Plaza_Andalas.
Diunduh, Senin, 09 Oktober 2012.
Wikipedia. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Kependudukan_Kota_Padang.
Diunduh, Senin, 09 Oktober 2012.
0 komentar:
Posting Komentar