Tugas Mata
Kuliah
Analisis
Lokasi dan Pola Ruang (TKP 149P)
Implikasi
Teori Von Thunen Pada Zona Lahan dan Struktur Ruang Kota
Dosen
Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, MT
Zona Lahan dan Struktur Ruang Kota
( Pertemuan 3)
( Pertemuan 3)
Disusun
oleh
Sabrianora
Putri Rosadi
21040111060004
21040111060004
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2012
IMPLIKASI TEORI VON
THUNEN PADA ZONA LAHAN DAN STRUKTUR RUANG KOTA
A.
PENDAHULUAN
Johann Heinrich von Thünen
merupakan seorang ekonom yang menjanjikan pada abad ke-19. Von Thunen adalah
seorang tuan tanah asal Mecklenburg (sebelah utara Jerman) yang merupakan
pionir teori pemanfaatan tanah. Dalam buku karangannya yang berjudul Der
Isolierte Staat in Beziehug suf Land Wirtshaft (1826) yang kemudian
dialihbahasakan oleh Peter Hall menjadi The Isolated State to Agriculture (1966),
beliau mengembangkan rumusan pertama mengenai teori ekonomi keruangan yang
kemudian dihubungkan dengan teori sewa (rent).
Von Thunen mengidentifikasi
perbedaan lokasi dari berbagai kegiatan atas dasar perbedaan sewa lahan. Beliau
menyatakan bahwa semakin dekat dengan pusat, maka harga sewa tanah akan
semakin mahal, dan semakin jauh jarak dari pusat, harga sewa tanah akan semakin
rendah.
IMPLIKASI TEORI VON THUNEN
Von Thunen menentukan
hubungan sewa lahan dengan jarak ke pasar dengan menggunakan kurva permintaan.
Berdasarkan perbandingan (selisih) antara harga jual dengan biaya produksi,
masing-masing jenis produksi memiliki kemampuan yang berbeda untuk membayar
sewa lahan. Makin tinggi kemampuannya untuk membayar sewa lahan, makin besar
kemungkinan kegiatan itu berlokasi dekat ke pusat pasar. Hasilnya adalah suatu
pola penggunaan lahan berupa diagram cincin. Perkembangan dari teori Von Thunen
adalah selain harga lahan tinggi di pusat kota dan akan makin menurun apabila
makin jauh dari pusat kota.
Von Thunen secara umum
mengemukakan bahwa pada pusat kota lahan difungsikan sebagai commercial
center, dimana menjadi CBD (Central Bussines District) dari lahan tersebut,
sebagai pusat perdagangan barang dan jasa. Kemudian diikuti lingkaran
terluarnya sebagai manufacturing place, yaitu tempat segala industri.
Lingkaran terluar menjadi residence place, tempat dilokasikannya
pemukiman. Diagram cincin Von Thunen tersebut biasa dikenal dengan istilah
“Model Zona Sepusat”.
Pada perkembangannya,
muncul teori-teori yang menanggapi model cincin Von Thunen tersebut, yaitu
ketiga teori dasar pola penyebaran guna lahan kota:
a. Teori Konsentris (Burgess)
Dimana kota meluas secara merata
dari suatu inti asli atau CBD (Central Bussiness District), sehingga tumbuh
zona yang masing-masing sejajar secara simultan dan mencerminkan penggunaan
lahan yang berbeda.


b. Teori Sektoral (Homer Hoyt)
Dimana pengelompokan tata guna
lahan menyebar dari pusat kea rah luar berupa sektor (wedges) akibat
dari kondisi geografis dan mengikuti jaringan transportasi. Dimungkinkan tata
guna lahan yang bercampur (mixed use) di tiap sektor.
c. Teori Multiple Nuclei (Harris
Ullman)
Perkembangan pola penyebaran
guna lahan tersebut diantaranya disebabkan oleh urbanisasi dan perkembangan
akses yang kemudian memperluas distribusi fungsi lahan perkotaan itu sendiri.
Hal tersebut akan menyebabkan munculnya zona-zona lahan sesuai fungsi atau tata
guna lahannya, serta akan menyebabkan munculnya struktur ruang kota tertentu
berdasarkan zona lahan tersebut. Oleh karena itulah teori Von Thunen juga
menjadi dasar sekaligus stimulus munculnya teori-teori lain mengenai
perkembangan pola penyebaran, sebagai implikasi terhadap zona lahan dan
struktur keruangan kota.
B.
KESIMPULAN
Teori Von
Thunen mengemukakan bahwa pertumbuhan lahan perkotaan akan membentuk diagram
cincin, dengan lingkaran dalam sebagai pusat perdagangan barang dan jasa,
lingkaran tengah sebagai daerah industri, serta lingkaran terluar sebagai
lokasi permukiman. Teori dasar tersebut kemudian berkembang menjadi tiga teori
yang berkaitan dengan pola penyebaran fungsi lahan, yaitu teori konsentris,
sektoral, dan multiple nuclei.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model cincin Von Thunen menjadi pelopor
munculnya teori-teori lain, yang menunjukkan implikasi teorinya terhadap zona
lahan berdasarkan fungsi atau tata guna lahan serta pada struktur keruangan
kota yang terbentuk. Melalui adanya perbedaan antara zona lahan dan struktur
ruang kota mengindikasikan bahwa kegiatan tertentu hanya mampu membayar pada
tingkat tertentu, harga tersebut pada dasarnya adalah sewa terhadap
aksesibilitas atau jaringan transportasi yang dipengaruhi oleh letak lokasinya
terhadap pusat kota. Selain faktor tersebut gaya hidup dan perilaku juga
mempengaruhi tingkat harga tersebut.
C.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ayyasarisha.blogspot.com/2010/09/implikasi-teori-von-thunen-pada-zona.html. Diunduh,
Rabu, 12/09/2012 Pukul 20.25 WIB
http://aulianismanis.blogspot.com/2010/10/review-analok-pertemuan-3.html. Diunduh,
Rabu, 12/09/2012 Pukul 20.30 WIB
http://www.perencanaankota.com/rencana-struktur-ruang.html.
Diunduh, Rabu 12/09/2012 Pukul 20.55 WIB
0 komentar:
Posting Komentar